Universitas PGRI Pontianak Gelar Kuliah Umum Internasional dan Penandatanganan MOA bersama IPG Kampus Batu Lintang Malaysia

Pontianak, 23 Juni 2025 – Universitas PGRI Pontianak sukses menggelar kuliah umum internasional dengan tema “Inovasi dalam Pendidikan Multikultural dan Pendidikan Khas/Inklusif Era Digital” yang berlangsung pada 23 Juni 2025. Acara ini menjadi ajang penting untuk mendalami dan membahas berbagai isu terkini dalam dunia pendidikan, terutama yang berkaitan dengan pendidikan untuk anak-anak disabilitas serta penerapan inovasi dalam sistem pendidikan yang inklusif dan berbasis teknologi digital.
Kuliah umum ini menghadirkan pembicara dari IPG Kampus Batu Lintang Malaysia yaitu Dr. Kamalawati Binti Hj. Dolhan dan DORA ANAK ATHAN serta Sekolah Menengah Kerajaan Matang Jaya yaitu Hjh. Norlia Binti Hj. Mohamad Tahir yang merupakan pakar di bidang pendidikan, khususnya pendidikan inklusif dan pendidikan untuk anak-anak dengan disabilitas. Materi yang disampaikan sangat erat kaitannya dengan pentingnya pengembangan inovasi dalam menyediakan akses pendidikan yang setara bagi semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Para pembicara mengulas tantangan dan solusi dalam mengintegrasikan teknologi digital untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih inklusif, serta bagaimana mengadaptasi kurikulum untuk memenuhi kebutuhan anak-anak disabilitas.

Rektor Universitas PGRI Pontianak, Muhamad Firdaus, M.Pd, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema kuliah umum ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan saat ini. Beliau menegaskan bahwa pendidikan harus mampu mengakomodasi keberagaman, termasuk keberagaman kebutuhan yang dimiliki oleh anak-anak dengan disabilitas. “Pendidikan untuk anak disabilitas harus menjadi prioritas kita. Di era digital ini, kita memiliki peluang besar untuk memberikan akses pendidikan yang setara, di mana setiap anak, terlepas dari keterbatasannya, bisa belajar dan berkembang sesuai dengan potensi mereka,” ujar Muhamad Firdaus, M.Pd.
Acara ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura, serta para Dekan dari Universitas PGRI Pontianak, Ketua Program Studi (Kaprodi), dan Sekretaris Program Studi (Sekpro) dari Universitas PGRI Pontianak, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Kehadiran mereka menandakan komitmen kuat terhadap upaya menciptakan pendidikan yang inklusif dan memberikan perhatian lebih pada kebutuhan anak-anak disabilitas dalam pendidikan.

Salah satu agenda utama dalam acara ini adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MOA) antara Universitas PGRI Pontianak, IPG Kampus Batu Lintang Malaysia, Universitas Tanjungpura Pontianak, dan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Penandatanganan MOA ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama dalam pengembangan kurikulum yang lebih inklusif, serta untuk mendalami pengembangan teknologi pendidikan yang dapat memfasilitasi pembelajaran bagi anak-anak disabilitas. Kerjasama ini membuka peluang untuk riset bersama dan program pendidikan yang dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung keberagaman dan inklusivitas dalam pembelajaran.
Selama kuliah umum, para peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya langsung kepada para pakar mengenai cara-cara efektif dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif di sekolah-sekolah, serta penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak-anak dengan disabilitas. Para mahasiswa dari Universitas PGRI Pontianak, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang hadir juga sangat antusias dengan materi yang diberikan, yang tidak hanya memperkaya wawasan mereka mengenai teori pendidikan, tetapi juga praktik nyata dalam menangani anak-anak disabilitas di kelas.

Dekan FKIP Universitas Tanjungpura, Dr. H. Ahmad Yani T, M.Pd, menyampaikan bahwa acara ini sangat penting untuk membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan yang ramah bagi semua anak, termasuk anak dengan disabilitas. “Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, kita harus mampu memanfaatkannya untuk menciptakan pendidikan yang bisa diakses oleh setiap individu, tanpa terkecuali. Inovasi dalam pendidikan untuk anak disabilitas sangat diperlukan agar mereka dapat belajar dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” ungkapnya.
Para pembicara dalam kuliah umum ini juga menekankan perlunya kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif. Mereka menjelaskan berbagai model pendidikan inklusif yang sudah diterapkan di beberapa negara, serta berbagai alat bantu teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran anak-anak disabilitas, mulai dari perangkat lunak khusus hingga aplikasi yang memfasilitasi komunikasi untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran atau keterbatasan fisik lainnya.
Acara ini diakhiri dengan harapan besar agar kerjasama internasional yang terjalin antara Universitas PGRI Pontianak, Universitas Tanjungpura, Universitas Muhammadiyah Pontianak, dan IPG Kampus Batu Lintang Malaysia dapat terus berkembang. Melalui kolaborasi ini, diharapkan akan lahir berbagai inovasi yang bisa membawa dampak positif bagi dunia pendidikan, khususnya dalam memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen kuat untuk menciptakan pendidikan yang inklusif dan berbasis teknologi, Universitas PGRI Pontianak siap menjadi garda terdepan dalam mendukung pendidikan untuk anak-anak disabilitas, memastikan bahwa setiap anak memiliki akses yang sama untuk meraih masa depan yang lebih baik.
0 1