Alumni Pendidikan Teknologi Informasi Universitas PGRI Pontianak Dilantik Sebagai PPPK Pemkot Pontianak

Pontianak, 30 April 2025 – Sebanyak 13 alumni Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi IKIP PGRI Pontianak, yang kini bertransformasi menjadi Universitas PGRI Pontianak, baru-baru ini dilantik sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) oleh Pemerintah Kota Pontianak. Pelantikan ini merupakan bukti nyata dari kontribusi universitas dalam menghasilkan lulusan yang siap bekerja di berbagai sektor, khususnya dalam bidang teknologi informasi.
Berikut adalah nama-nama alumni yang dilantik sebagai PPPK Pemkot Pontianak:
- Rony Imansyah (Angkatan 2009)
- Soko Dwi Prastyo (Angkatan 2009)
- Akbar Nanda Sudarman (Angkatan 2009)
- Febi Pratama (Angkatan 2010)
- Oktarianto Nugroho (Angkatan 2010)
- Suci Febriana (Angkatan 2010)
- Tiara Devi Juliansari (Angkatan 2011)
- Handoko (Angkatan 2011)
- Diky Fadjriansyah (Angkatan 2014)
- Ari Putra Utama (Angkatan 2015)
- Sandi Ganesha (Angkatan 2014)
- Muhardi Ruseno (Angkatan 2013)
- Chandra Tirtana
Pelantikan ini digelar dalam upacara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Pontianak dan dihadiri oleh sejumlah pejabat terkait. Melalui pelantikan ini, para alumni diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada kota Pontianak, khususnya dalam pengembangan teknologi informasi yang semakin penting bagi pembangunan daerah.
Rektor Universitas PGRI Pontianak, Muhamad Firdaus, M.Pd., menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para alumni yang berhasil mengikuti seleksi dan diangkat sebagai PPPK. “Kami sangat bangga dengan pencapaian ini. Ini membuktikan bahwa lulusan kami tidak hanya siap untuk menghadapi dunia kerja, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung pembangunan daerah, terutama di sektor teknologi yang sangat krusial saat ini,” ujar Rektor.
Pemerintah Kota Pontianak juga memberikan apresiasi kepada universitas atas peran serta dalam mencetak lulusan yang berkualitas dan siap pakai. Pelantikan ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi para mahasiswa dan alumni lainnya untuk terus berkontribusi dalam memajukan Kota Pontianak, khususnya melalui pengembangan teknologi dan inovasi.
Universitas PGRI Pontianak berkomitmen untuk terus menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di tingkat lokal maupun global, dengan memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Universitas PGRI Pontianak Terpilih Menjadi Lembaga Penyelenggara Diklat Koding dan Kecerdasan Artifisial 2025

Pontianak, 21 April 2025 – Universitas PGRI Pontianak telah resmi terpilih sebagai salah satu lembaga penyelenggara Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) untuk Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial tahun 2025. Keputusan ini diumumkan setelah melalui proses seleksi administrasi yang ketat, yang berlangsung dari 10 hingga 17 April 2025. Sebagai lembaga yang terpilih, Universitas PGRI Pontianak akan berperan aktif dalam mengembangkan kemampuan mahasiswa dan masyarakat luas dalam bidang teknologi terkini, khususnya dalam koding dan kecerdasan artifisial (AI).
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto, S.Pd., M.Ed., Ph.D., dalam pengumumannya menyampaikan bahwa pemilihan Universitas PGRI Pontianak sebagai lembaga penyelenggara diklat ini merupakan langkah strategis untuk memperluas akses pendidikan teknologi yang relevan dengan kebutuhan industri masa kini. “Kami berharap dengan adanya program diklat ini, peserta akan memperoleh keterampilan yang dapat langsung diterapkan dalam dunia kerja, serta mempersiapkan mereka untuk berkontribusi dalam kemajuan teknologi,” ujar Gogot.

Sebagai lembaga penyelenggara, Universitas PGRI Pontianak akan mengadakan pelatihan intensif yang mencakup materi dasar hingga lanjutan mengenai pemrograman dan penerapan kecerdasan artifisial. Diklat ini diharapkan dapat mempercepat penguasaan keterampilan digital bagi generasi muda, yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Universitas PGRI Pontianak menyambut gembira kesempatan ini. Rektor Universitas PGRI Pontianak, Muhamad Firdaus, M.Pd., mengungkapkan bahwa terpilihnya universitas ini sebagai lembaga penyelenggara diklat merupakan bukti komitmen mereka dalam mendukung transformasi digital dan pendidikan berbasis teknologi. “Kami siap untuk memfasilitasi peserta dengan program pelatihan yang berkualitas, yang tidak hanya mengedepankan teori, tetapi juga praktik yang langsung dapat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan profesional,” ujar Rektor.
Diklat ini akan dimulai pada pertengahan tahun 2025 dan terbuka untuk mahasiswa serta masyarakat umum yang ingin mengembangkan keterampilan dalam bidang pemrograman dan AI. Ke depannya, program ini diharapkan dapat menjadi bagian integral dalam mencetak tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan dunia digital yang semakin kompleks.
Untuk informasi lebih lanjut tentang pendaftaran dan jadwal pelatihan, peserta dapat mengunjungi situs resmi Universitas PGRI Pontianak atau menghubungi bagian terkait.
Fakultas MIPA dan Teknologi Universitas PGRI Pontianak Menyelenggarakan Monthly Seminar Ke-32

Pontianak, 30 April 2025 – Fakultas MIPA dan Teknologi Universitas PGRI Pontianak menggelar Monthly Seminar Ke-32 pada Rabu, 30 April 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan serta mengembangkan diskusi ilmiah mengenai topik-topik terkini dalam bidang pendidikan dan teknologi. Seminar ini dihadiri oleh 150 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan praktisi di bidang sains dan teknologi.

Acara dimulai pukul 08:00 WIB dengan prosesi pembukaan yang meriah. Setelah pembukaan, seluruh peserta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Universitas PGRI Pontianak, diikuti dengan doa yang dipimpin oleh panitia. Selanjutnya, Dekan Fakultas MIPA dan Teknologi, Yudi Darma, M.Pd., memberikan sambutan hangat kepada seluruh peserta seminar. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam dunia pendidikan serta mendukung pengembangan metode pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman, khususnya dalam menghadapi era digital.

Pada seminar kali ini, dua materi utama disampaikan oleh pembicara yang berkompeten di bidangnya. Sesi pertama seminar menghadirkan Dr. Muhamad Arpan, S.Kom., M.Pd., dengan materi yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi saat ini, yaitu “Pengembangan Model Project dan Peer Tutoring-Based Learning Berbasis Augmented Reality”. Dr. Arpan mengulas penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) dalam pembelajaran dan bagaimana teknologi ini dapat meningkatkan interaksi dan pemahaman mahasiswa dalam pembelajaran berbasis proyek dan tutor sebaya (peer tutoring).

Materi Kedua, yang berjudul “Keunggulan Problem Based Learning: Beban Kognitif Sebagai Tantangan Dalam Pembelajaran Aktif”, dibawakan oleh Dr. Handi Darmawan, S.T., M.Pd. Dalam sesi ini, Dr. Handi membahas mengenai tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa dan dosen dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) serta bagaimana mengatasi beban kognitif yang sering kali muncul dalam pembelajaran aktif. Dari penyampaian materi muncul pertanyaan dari salah satu peserta yaitu “Strategi apa yang dapat digunakan untuk mengurangi beban kognitif siswa dalam pembelajaran berbasis masalah?”
Dr. Handi Darmawan, S.T., M.Pd., menjawab “Untuk mengurangi beban kognitif siswa, kita harus terlebih dahulu memahami jenis beban kognitif yang dimaksud. Berdasarkan analisis kebutuhan, dalam penelitian, beban kognitif ini dapat diselesaikan dengan menggunakan satu strategi yang disebut 3C3R Design Problem. Dalam desain masalah ini, ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan:
- Konten yang jelas.
- Konteks yang jelas.
- Instruksi yang jelas.
- Penalaran, yaitu apa yang harus dilakukan siswa agar informasi yang mereka terima dapat beragam dan dapat dipahami dengan baik.
- Reflecting, yaitu proses refleksi yang membantu siswa memahami informasi yang didapat.
- Terakhir, kita perlu mengevaluasi apakah solusi yang dihasilkan benar-benar berdampak atau tidak.”
Dr. Handi menambahkan bahwa penggunaan elemen-elemen tersebut dalam desain masalah dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi yang diberikan tanpa merasa terbebani. Hal ini akan memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih efektif dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

Dalam sesi tanya jawab lainnya, peserta seminar antusias mengajukan berbagai pertanyaan terkait penerapan teknologi Augmented Reality dalam pendidikan, serta strategi untuk mengatasi tantangan dalam penerapan metode Problem Based Learning di ruang kelas. Diskusi yang berlangsung pun sangat produktif, memberikan berbagai perspektif baru yang sangat bermanfaat bagi seluruh peserta.
“Seminar ini memberikan banyak insight dan membuka pemikiran saya tentang pentingnya teknologi dalam pendidikan. Khususnya materi tentang augmented reality yang benar-benar relevan dengan perkembangan zaman sekarang,” ujar seorang peserta yang tidak ingin disebutkan namanya.

Seminar ini merupakan bagian dari komitmen Fakultas MIPA dan Teknologi Universitas PGRI Pontianak dalam menciptakan ruang diskusi yang produktif serta memperkenalkan riset dan metode pembelajaran terbaru. Fakultas ini juga berupaya untuk memfasilitasi kolaborasi antara dunia akademik dan industri, serta memperkuat kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Dengan diadakannya seminar ini, diharapkan dapat tercipta inovasi dalam metode pembelajaran yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja, serta mendorong mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan global.

